Lintas Perjuangan Johanes Abraham Dimara
Pahlawan Nasional Asal Pulau Biak-Papua
Masa kecil Johanes Abraham Dimara
Pahlawan Nasional Asal Pulau Biak-Papua iya Bapak Johanes Abraham Dimara merupakan Pahlawan Lintas Perjuangan Nasioanl Indonesia yang hidup di pulau biak, Pada masa kecil bapak Dimara sering dipanggil dengan sebutan Arabai, iya nama Arabai adalah nama sebuah "Potongan Pusat " iya Arti nama Potongan Pusat adalah nama yang diberikan sewaktu tali pusat Dimara dipotong setelah berusia kurang lebih satu minggu
Nama Arabai sendiri adalah merupakan salah satu Nenek Moyang yang sangat terkenal dan pemberani yang sering disebut sebagai Panglima Perang di Kampung korem-Pulau Biak. Bapak Johanes Abraham Dimara lahir pada tanggal 16 April 1916 dan Dimara adalah merupakan salah satu anak Kepala Suku di Korem Biak dimana Ayahnya sendiri bernama William Dimara merupakan kepala kampung/kepala suku yang biasa disebut sebagai seorang Korano dari suku Biak di Korem Biak UtaraDi Biak Kampung Korem saat itu terdapat salah satu Polisi Ambon yang bertugas kala itu di Kota Biak khususunya di Kampung Korem yang bernama Elias Mahubesi tertarik kepada Dimara sehingga mengambil Dimara sebagai anak angkatnya dan selanjutnya memberikan nama kepada Dimara dengan sebutan Johanes Abraham Dimara yang dimana Elias Mahubesi yang akan menjadi orang tua angkatnya selama Dimara bersekolah di Ambon
Riwayat Pendidikan
Riwayat pendidikan yang pernah di tempuh oleh Johanes Abraham Dimara adalah sebagai berikut :
Lulus SR di Ambon tahn 1940
Lulus Sekolah Pertanian di Laha Tahun 1935
Lulus Sekolah Agama Protestan di Ambon Tahun 1940
Guru Protestan di Pulau Buru Tahun 1945
Kiprah Dalam Dunia Militir
Pahlawan Nasional Johanes Abraham Dimara yang masih berpangkat Bintara (Pembantu Letnan) mendapat perhatian dari Presiden, Mingingat jasa-jasa yang luar biasa itu, Presiden menaikan pangkatnya secara luar biasa dari Pembantu Letnan menjadi Mayor .
Dalam sejarah TNI beberapa kali hanya Dimara yang pernah memperoleh penghargaan kenaikan pangkat yang luar biasa. Pelatihannya dilakukan oleh Jenderal Gatot Subroto (Wakil Kepala Angkatan Darat) bertempat di MEAD pada tanggal 28 April 1962, selanjutnya Dimara memang tidak terjun lansung dalam jajaran Komando Trikora karena Dimara sebagai Anggota Dewan Pertahanan Nasional dalam jajaran kiprah Politiknya
Johanes Abraham Dimara kemudian menjadi Anggota TNI dan melakukan infitrasi ke Irian Barat di Tahun 1954 sehingga ditangkap oleh Tentara Belanda dan dibuang di Dgiul sampai dibebaskan pada Tahun 1960. Dimara ikut mneyerahkan Trikora bersama Bung Karno di Yongyakarta dan menyuarahkan seluruh masyarakat Irian Barat agar mendukung persatuan Wilayah Irian Barat ke dalam NKRI pada tanggal 15 Agustus 1962 sebuah perjanjian antara Kerajaan Belanda dan Pemerintahan Indonesia ditandatangani Perjanjian New York Agreement di Markas Besar PBB, dimana Johanes Abraham Dimara menjadi salah satu delegasi utusan rakyat Irian Barat bersama Menteri Luar Negeri Indonesia yaitu Bapak Soebandrio '
Old Soldier Never Die
Pada tanggal 1 Mei 1963 Dimara ikut serta dan menghadiri Penyerahan Secara Resmi Irian Barat ke Indonesia, detik-detik sejarah yang mengharumkan di ikutinya dengan hikmat, bendera PBB yang berkibar bersamaan dengan bendera merah putih resmi diturunkan sejak itu
Peristiwa tanggal 1 Mei 1963 menguatkan hati dan kenyakinan Johanes Abraham Dimara bahwa Sabag sampai dengan Merauke telah benar-benar terwujud dan menjadi kenyataan
Perpulanngya Bapak Pahlawan Nasioal Asal Biak Papua
Johanes Abraham Dimara meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2000, ia mendapat beberapa tanda penghargaan dari Pemerintah Indonesia antara lain Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatu dan Satyalancana Bhakti
Sumber Pustaka
Fa Ido Ma, ma Ido Fa, Lintas Perjuangan utra papua J.A. Dimara
Sukmawati, Carmelia-Cet.II, Jakarta Sukanindo Printama, 2021
Fa Ido Ma, ma Ido Fa, Lintas Perjuangan utra papua J.A. Dimara
Sukmawati, Carmelia-Cet.II, Jakarta Sukanindo Printama, 2021